Maksud Lampiran
Dalam bahasa Inggeris: Attachment
Sila ambil perhatian: Contoh di bawah adalah untuk tujuan ilustrasi sahaja dan tidak menggambarkan terjemahan atau petikan langsung. Adalah menjadi tanggungjawab anda sendiri untuk menyemak fakta untuk kebenaran.
Konsep Buddha 'Lampiran'
Dalam konteks Buddhisme, "Lampiran" merujuk kepada ikatan emosi atau psikologi yang dimiliki individu terhadap objek duniawi dan keinginan, yang menghalang pencapaian kebijaksanaan sejati [1]. Ikatan emosi ini membawa kepada penderitaan apabila terganggu, seperti yang dinyatakan dalam ajaran Buddhisme [2]. "Lampiran" ini adalah ikatan mental yang menyebabkan kebergantungan [3] dan sering dirujuk sebagai punca kesedihan dalam ajaran Buddha [4].
Dalam Buddhisme Tibet, sistem gcod berusaha menangani ikatan emosi yang membawa kepada penderitaan [5], dan menghilangkan tali lekat yang menghalang pencerahan . Sementara itu, Mahayana menekankan jalan Bodhisattva, di mana ikatan terhadap harta duniawi diiktiraf sebagai penghalang kepada pembebasan spiritual . Perasaan melekat pada masa lalu, masa kini, dan masa depan menghalang persepsi dan pengetahuan sejati [6].
Dalam tradisi Theravada, ikatan emosi kepada objek atau makhluk yang boleh membawa kepada aversi juga diperhatikan [7]. Clinging pada keinginan dan pandangan berkaitan emosi menghasilkan conceit yang merosakkan [8]. Oleh itu, ajaran Buddha berusaha membantu individu mengatasi clinging ini, yang dikatakan mengikat mereka kepada kitaran penderitaan [9]. Menurut ajaran Buddha, ikatan ini perlu ditinggalkan untuk mencapai keadaan bebas daripada kesedihan dan ketakutan [10].
Konsep Hindu 'Lampiran'
Vaishnavism adalah tradisi dalam Hindu yang menyembah Vishnu sebagai Tuhan tertinggi, terkenal dengan pengajaran tentang dashavatara, atau sepuluh inkarnasi Vishnu. Dalam praktiknya, terdapat hubungan emosional yang kuat antara penyembah dan objek sembahan, menjurus ke arah devosi yang lebih mendalam [11]. Namun, ikatan emosional ini kadang bisa menghalang pertumbuhan spiritual, terutama bila berhubungan dengan keinginan duniawi [12].
Sementara itu, Purana melestarikan sejarah budaya India yang mencakup legenda, upacara keagamaan, dan berbagai seni. Namun, ikatan emosional yang berlebihan dapat menghalang kemajuan spiritual [13].
Yoga, cabang falsafah Hindu, memadukan teknik fizikal dan mental untuk mencapai kedamaian dan kebebasan. Dalam praktik, keterikatan pada objek duniawi sering memunculkan penderitaan [14]. Vedanta, yang didasarkan pada Upanishad, mengajarkan tentang realitas tertinggi dan pembebasan jiwa.
Terakhir, Shaivism menghormati Shiva sebagai dewa utama dan terhubung dengan konsep cinta dan keinginan dalam konteks Dharma.
Konsep Jain 'Lampiran'
Dalam Jainisme, hubungan emosional atau material kepada orang atau harta harus ditinggalkan untuk kemajuan spiritual [15]. Keadaan emosional ini harus dihindari agar dapat memberi tumpuan kepada pertumbuhan spiritual [16]. Janji kelima melarang pengikatan emosional kepada kepunyaan atau makhluk [17]. Pengamal tertinggi mengatasi ikatan emosional terhadap amalan atau hasilnya . Hubungan kuat dengan objek atau idea pula boleh membawa kepada persepsi yang terdistorsi .
Konsep Lampiran dalam sumber tempatan dan serantau
Lampiran membincangkan ikatan emosi yang mengikat individu kepada perkara material atau hubungan, yang dilihat sebagai sumber penderitaan dalam ajaran Gita [18]. Fenomena psikologi ini menunjukkan bagaimana individu berpegang pada orang, idea, atau objek untuk melarikan diri daripada kekosongan . Lampiran juga merujuk kepada bond emosi yang dibentuk dengan orang lain atau idea, yang menjurus kepada ketergantungan .
Sumber dan rujukan untuk bacaan lanjut
Senarai di atas adalah berdasarkan beberapa artikel (Bahasa Inggeris) dalam agama Buddha, Hindu, Jainisme, Sejarah dan tradisi rohani yang lain. Sumber yang digunakan dan maklumat lanjut tentang maksud simbol "Lampiran" boleh didapati di bawah untuk rujukan:
-) Bodhinyana door Ajahn Chah: ^(1), ^(2)
-) The Great Chariot door Longchenpa: ^(3)
-) Apadana commentary (Atthakatha) door U Lu Pe Win: ^(4)
-) Blue Annals (deb-ther sngon-po) door George N. Roerich: ^(5)
-) Avatamsaka Sutra (flower adornment sutra)—Preface: ^(6)
-) Cetasikas door Nina van Gorkom: ^(7), ^(8)
-) Jataka tales [English], Volume 1-6 door Robert Chalmers: ^(9)
-) Dhammapada (Illustrated) door Ven. Weagoda Sarada Maha Thero: ^(10)
-) Bhajana-Rahasya door Srila Bhaktivinoda Thakura Mahasaya: ^(11)
-) Tiruvaymoli (Thiruvaimozhi): English translation door S. Satyamurthi Ayyangar: ^(12)
-) Bhagavadgita door Kashinath Trimbak Telang: ^(13)
-) Yoga-sutras (with Vyasa and Vachaspati Mishra) door Rama Prasada: ^(14)
-) Uttaradhyayana Sutra door Hermann Jacobi: ^(15)
-) Acaranga-sutra door Hermann Jacobi: ^(16), ^(17)
-) Triveni Journal: ^(18)