Maksud Hari keramat
Hari keramat merujuk kepada hari-hari tertentu dalam kalendar lunar yang ditandai oleh pelbagai masyarakat agama untuk melakukan puasa dan amalan spiritual. Dalam Jainisme, ia mengandungi hari-hari penting untuk ritual keagamaan, manakala dalam Vaishnavisme, hari ekadashi dianggap sangat signifikan. Konsep ini juga meliputi hari-hari yang dianggap suci untuk ibadat dalam tradisi lain seperti Buddhisme dan Theravada. Secara keseluruhan, hari-hari ini dihormati sebagai waktu untuk refleksi dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dalam bahasa Inggeris: Sacred day, Holy day
Sila ambil perhatian: Contoh di bawah adalah untuk tujuan ilustrasi sahaja dan tidak menggambarkan terjemahan atau petikan langsung. Adalah menjadi tanggungjawab anda sendiri untuk menyemak fakta untuk kebenaran.
Konsep Buddha 'Hari keramat'
Hari keramat dalam tradisi Theravada merujuk pada hari suci untuk praktik keagamaan, penting bagi bhikkhu dan sekte Veda [1].
Ini termasuk hari bulan purnama atau baru, terutama hari kelima belas dalam setengah bulan, menunjukkan waktu yang sangat penting [2].
Konsep Hindu 'Hari keramat'
Hari keramat dalam konteks Hindu merujuk pada hari-hari suci yang memiliki kepentingan keagamaan. Dalam Vaishnavisme, ia diwakili oleh hari seperti Ekadashi yang dianggap sangat penting [3]. Ia juga merujuk pada hari-hari suci secara umum [4].
Dalam tradisi Purana, hari-hari ini sering kali dikaitkan dengan ritual dan upacara tertentu. Ada hari khusus untuk upacara seperti Sraddhas [5] dan hari yang dikhususkan untuk membaca Bharata [6]. Hari-hari tersebut juga menekankan kegiatan spiritual seperti pembacaan dan ritual [7]. Hari-hari ini juga menjadi tempat perayaan penting seperti hari pelantikan raja [8].
Beberapa hari keramat juga berhubungan dengan praktik tertentu, seperti hari di mana wanita yang jatuh dalam Vahikas mengabaikan batasan tradisional [9]. Hari-hari ini juga dapat menjadi waktu untuk beramal dan melakukan ritual khusus, seperti yang terjadi pada bulan Kartika [10]. Hari-hari ini juga dapat dikaitkan dengan tujuan tertentu, seperti dalam misi Utanka [11].
Dalam Dharmashastra, hari-hari ini berkaitan dengan aktivitas seperti studi Veda [12] dan aturan kesucian setelah kelahiran [13]. Ada juga hari-hari di mana hubungan seksual dilarang [14]. Dalam Yoga, hari-hari seperti Chaturdashi mungkin menandai waktu untuk menahan diri dari tindakan yang menyakitkan [15]. Dalam beberapa kasus, hari-hari tersebut adalah hari yang sangat dihormati untuk praktik keagamaan . Hari-hari tersebut juga dianggap penting untuk menghormati Pitris [16] dan melakukan ritual [17].
Konsep Jain 'Hari keramat'
Dalam Jainisme, "hari keramat" merujuk kepada hari penting yang diperhatikan dewa dan pengikutnya, ditandai dengan perayaan dan ritual [18].
Ini juga termasuk hari-hari tertentu dalam bulan lunar yang dikhususkan untuk berpuasa dan amalan rohani, disebut sebagai proshadha, merupakan waktu penting bagi mereka [19].
Konsep Hari keramat dalam sumber tempatan dan serantau
Hari keramat merujuk kepada hari penting dalam sejarah. Di Asia Selatan, ia adalah hari keagamaan yang istimewa, dengan ritual tertentu dan cahaya suci yang terpancar dari stupa [20].
Hari tersebut juga melibatkan persembahan, mencerminkan amalan keagamaan di Kapisha [21].
Dalam sejarah India, ia menunjukkan kepentingan festival dengan ketegangan antara perayaan dan kekacauan [22]. Ia juga menandakan kehadiran tokoh suci, seperti yang diakui oleh isteri Kabir [23].
Sumber dan rujukan untuk bacaan lanjut
Senarai di atas adalah berdasarkan beberapa artikel (Bahasa Inggeris) dalam agama Buddha, Hindu, Jainisme, Sejarah dan tradisi rohani yang lain. Sumber yang digunakan dan maklumat lanjut tentang maksud simbol "Hari keramat" boleh didapati di bawah untuk rujukan:
-) Vinaya Pitaka (1): Bhikkhu-vibhanga (the analysis of Monks� rules) door I. B. Horner: ^(1)
-) Vinaya (1): The Patimokkha door T. W. Rhys Davids: ^(2)
-) Garga Samhita (English) door Danavir Goswami: ^(3), ^(4)
-) Mahabharata (English) door Kisari Mohan Ganguli: ^(5), ^(6), ^(7), ^(9), ^(10), ^(11), ^(17)
-) Devi Bhagavata Purana door Swami Vijñanananda: ^(8)
-) Manusmriti with the Commentary of Medhatithi door Ganganatha Jha: ^(12), ^(13), ^(14)
-) Yoga-sutras (with Vyasa and Vachaspati Mishra) door Rama Prasada: ^(15)
-) Vishnu Purana door Horace Hayman Wilson: ^(16)
-) Trishashti Shalaka Purusha Caritra door Helen M. Johnson: ^(18)
-) Tattvartha Sutra (with commentary) door Vijay K. Jain: ^(19)
-) Buddhist records of the Western world (Xuanzang) door Samuel Beal: ^(20), ^(21)
-) Triveni Journal: ^(22)
-) Bhaktavijaya: Stories of Indian Saints door Justin E. Abbott: ^(23)